Selasa, 19 September 2017

Museum Phurna Bhakti Pertiwi



Museum Phurna Bhakti Pertiwi 
 

Museum Purna Bhakti Pertiwi merupakan bukti bukti adanya layanan mantan presiden Soeharto ke negara dari kemerdekaan sampai era pembangunan nasional. Selain itu, juga menampilkan karya seni yang diterima Pak dan Ibu Soeharto dari teman dan kolega mereka dari seluruh dunia.


           
Ibu TienSoeharto memprakarsai pembangunan museum. Arsitekturnya menyerupai bahasa kerucut "tumpeng", sebuah hidangan nasi tradisional jawa. "Tumpeng" melambangkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hanya saja, museum tersebut juga mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan masyarakat internasional yang mendukung Soeharto selama masa jabatannya sebagai presiden.

           
Museum ini memiliki lima ruang utama. The Perjudian Hall menampilkan benda-benda bersejarah dari kehidupan mantan Presiden Soeharto sejak awal hingga masa pembangunan nasional. Main Hall menampilkan cinderamata dari teman-teman negara. Aula Istimewa menempatkan dekorasi militer Soeharto dan medali kehormatan. Pertunjukan Asthabrata Hall "wayang" Wahyu Makutha Rama. "Wayang" menggambarkan kepemimpinan Soeharto. Aula kelima dan terakhir adalah sebuah perpustakaan.

Arsitektur

Arsitektur bangunan Museum Puna Bhakti Pertiwi dibuat mirip nasi tumpeng atau gunungan sebagai kelengkapan inti upacara tradisional yang melambangkan rasa syukur, keselamatan dan keabadian. Museum dikelompokkan kedalam dua kategori, yakni bangunan utama dan bangunan penunjang. Bangunan utama berfungsi sebagai ruang pamer benda-benda koleksi seluas 18.605 meter persegi terdiri enam lantai dengan tinggi 45 meter sampai puncak ornamen lidah api berwarna keemasan di atas kerucut terbesar, dikelilingi sembilan kerucut kecil.

Ruang Utama diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan. Ruang Perjuangan berbentuk kerucut seluas 1.215 meter persegi terletak di bagian barat kelompok Ruangan Utama. Ruang Khusus seluas 567 meter persegi terletak di bagian utara. Ruang Asthabrata seluas 1.215 terletak di bagian timur. Ruang Perpustakaan seluas 567 meter persegi di bagian selatan.

Koleksi

Memasuki bangunan pengunjung disambut dua Patung Panyembrama, patung selamat datang karya seniman Dewa Made Windia. Patung sumbangan Ny Siti Hardiyanti Rukmana ini terbuat dari lempengan uang kepeng dengan tinggi 240 cm. Panyembrama adalah tarian Bali yang biasa diperagakan untuk penyambutan tamu-tamu terhormat.

Di Ruang Utama tersimpan berbagai ragam cenderamata persembahan Tamu Negara RI, kenalan atau sahabat Presiden Soeharto. Tetapi juga ada cenderamata persembahan tamu-tamu atau pejabat dalam negeri. Semua cenderamata tersimpan dalam kotak kaca. Diantaranya ada cenderamata pemberian PM Kamboja Hun Sen dan PM Malaysia Mahathir Mohamad masing-masing berupa tempat sirih terbuat dari perak. Pemberian PM Belanda Lubbers berupa patung burung dara terbuat dari perak, Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari berupa kerajinan perak berbentuk labu, dan Presiden Kazakstan Nursultan Nazarbayev berupa seperangkat piring perak. Masih banyak lagi.

Cenderamata pemberian pejabat atau rekan kerja Presiden Soeharto maupun Ny Tien Soeharto di antaranya adalah kerajinan batu hias berupa mangkuk persembahan istri Bupati Tulungagung. Pada cenderamata itu tertulis: "Dipersembahkan kepada Ibu Tien Soeharto dari Ny Hardjanti Poernanto". Pengusaha Sudwikatmono mempersembahkan ukiran kayu Johar (Cassia siamea) berupa pasangan suami-istri yang "dikerubuti" 11 anak mereka. Pada keterangan patung yang diberi nama Menbrayut karya I Ketut Modern itu tertulis: "Zaman dahulu orang percaya banyak anak banyak rejeki. Saat ini kita percaya, banyak anak banyak masalah".

Di Ruang Khusus, tersimpan tanda-tanda kehormatan yang pernah diberikan kepada Presiden Soeharto. Untuk menyebut beberapa, misalnya Bintang RI Adipura I yang diberikan pemerintah RI (1968), Bintang Mahaputra Adipurna (1968), dan Bintang Gerilya (1965). Ada pula tanda kehormatan dari beberapa negara sahabat, dari Uni Emirat Arab, Brunei Darussalam, Singapura, Jepang, dan lain-lain. Di Ruang Khusus ini tersimpan koleksi pedang kehormatan yang dipersembahkan oleh Pemimpin PLO Yasser Arafat dan pedang kristal dari Presiden Kroasia Franjo Tudman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar